Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Rakyat Kecam Keras Kepada Pemerintah, Indonesia Bukan Cuman Butuh Ganti Rezim Tapi Harus Ganti Sistem

Sabtu, April 19, 2025 | Sabtu, April 19, 2025 WIB Last Updated 2025-04-19T12:19:34Z
Foto Edy Mulyadi Jurnalis senior/neodetik.mews

Jakarta,neodetik.news || Harga beras naik. Listrik naik. Pajak naik. Tapi apa yang dilakukan para penguasa? Sibuk koalisi. Sibuk rebutan kursi. Sibuk deal-dealan politik transaksional. Umat? Dibiarkan menjerit, menanggung beban hidup yang makin tak masuk akal.ungkap Edi Mulyadi kepada wartawan pada (19/4/25)

Inilah potret nyata republik hari ini. Di satu sisi, rakyat dijejali kampanye kedaulatan pangan, pembangunan IKN, dan narasi Indonesia emas. Di sisi lain, kaum elit pesta pora di atas penderitaan mayoritas rakyat. Semua demi melanggengkan sistem yang hanya menguntungkan segelintir orang: sistem demokrasi kapitalistik.tegas Edy."

Kita sedang berada di tengah badai. Tapi bukan badai biasa. Ini badai yang sengaja diciptakan dan dipelihara oleh para penguasa zalim. Ujarnya,


"Mereka menjadikan kekuasaan sebagai alat memperkaya diri dan kroni. Mereka membiarkan rakyat terlilit utang, tercekik harga kebutuhan pokok, dan terkunci dalam lingkaran kebodohan sistemik.ujarnya.

Sementara umat Islam, yang seharusnya menjadi umat terbaik, justru banyak yang diam. Takut. Ragu. Tertipu. Mereka lupa bahwa diam di hadapan kemungkaran adalah bencana.

> ﴿ كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ ﴾

“Mereka tidak saling mencegah dari kemungkaran yang mereka perbuat. Sungguh amat buruk apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Ma’idah: 79)

Kita tidak bisa lagi hanya berharap perubahan dari pemilu. Kita tidak bisa lagi puas hanya dengan mengganti presiden. Karena masalahnya bukan pada siapa yang duduk, tapi pada sistem yang mengatur.

Sistem ini rusak. Fondasinya rapuh. Sumber hukumnya bukan wahyu, tapi hawa nafsu. Demokrasi katanya dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Faktanya hanya jadi alat para oligarki untuk mengamankan bisnis dan kekuasaan mereka.

Saatnya umat sadar. Saatnya umat kembali kepada sistem Islam. Islam yang kaaffah, lengkap dan menyeluruh. Bukan sekadar sebagai ajaran ibadah, tapi sebagai sistem hidup yang paripurna. Islam punya sistem ekonomi yang adil. Islam punya sistem kepemimpinan yang amanah. Islam punya hukum yang memuliakan manusia dan menolak kezaliman.

Ini bukan utopia atau halu belaka. Sejarah membuktikan 13 abad Islam memimpin, membawa dunia dari kegelapan menuju cahaya. Dari jahiliyah dan terbelakang maju serta berkeadaban. Dan yang lebih penting lagi, hidup dalam naungan berkah dan ridho Allah.

> ﴿ أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ ﴾

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?”
(QS. Al-Ma’idah: 50)

Umat ini tak akan bangkit kalau terus berharap pada demokrasi. Kita hanya akan berputar-putar dalam lingkaran kebohongan yang sama. Maka jangan lagi hanya bicara soal ganti presiden. Yang harus diganti adalah sistemnya.

> ﴿ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ ﴾

“Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
(QS. Al-Ma’idah: 45)

Ini bukan ajakan makar atau memberontak. Ini seruan untuk berpikir. Untuk kembali menata hidup berdasarkan wahyu. Untuk menjemput janji Allah bahwa cahaya-Nya akan menang, meski para pembenci terus berusaha memadamkannya.

> ﴿ يُرِيدُونَ لِيُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَيَأْبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَـٰفِرُونَ ﴾

“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, namun Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.” (QS. At-Taubah: 32)

> أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

“Jihad yang paling utama adalah mengucapkan kata yang adil di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Umat harus bangkit. Menjadi pelita di tengah gelap. Menolak tunduk pada sistem kufur. Dan memulai perjalanan panjang menuju kemenangan Islam yang hakiki.

Sekali lagi, ini bukan cuma soal ganti rezim. Tapi yang tak kalah penting, bahkan lebih penting, ganti sistem!


Tim Redaksi 
×
Berita Terbaru Update