Di balik bayang Amerika berdiri, Indonesia terdepan, membawa langkah penuh darah.
Papua yang merdeka, di atas tanah yang suci, Dibayangi janji manis, namun tiada janji yang utuh.
Melalui UNTEA, mereka datang, mengambil hak yang tak pernah diminta.
Pada 1 Desember 1961, kami berdiri teguh, Dengan manifesto yang membara, menyuarakan kemerdekaan.
West Papua, tanah kami, di tanah air kami, Mengangkat bendera kebebasan, meski tak banyak yang peduli. Kalian datang, tanpa izin, merampas mimpi kami.
Di balik layar, kekuatan besar berbisik, Mengatur langkah, memutuskan nasib kami yang terjepit.
Mereka yang jauh, bermain di meja besar, Mempermainkan hidup kami, dengan kalkulasi dingin. Kami hanya pion, di papan catur yang lebih besar.
Namun kami tidak lupa, meski dunia berputar, Hati kami tetap menyala, membara dengan perjuangan.
Manifesto kami, yang hancur dalam bisu, Masih terpatri dalam jiwa-jiwa yang menolak tunduk. Kami adalah tanah, kami adalah suara yang tak pernah hilang.
Nyanyian Sunyi, 20 Maret 2025.
Sumber : Anak bangsa West Papua
Reporty : Saranus kogeya