Nabire. neodetik.news II Pada apel perdana Pemerintah Provinsi Papua Tengah yang dipimpin oleh Gubernur Meki Friz Nawipa pada 7 Maret 2025, ia menekankan pentingnya kolaborasi dan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam pidatonya, Nawipa mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bekerja dengan semangat baru, memastikan bahwa kebijakan yang diambil harus berdampak baik bagi kemajuan Papua Tengah dan demi kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pribadi.
Selain itu, ia juga menyampaikan apresiasi kepada dua Penjabat Gubernur sebelumnya, Ribka Haluk dan Anwar Harun Damanik, yang telah memimpin Papua Tengah selama 2,5 tahun sebelum dirinya ditetapkan sebagai gubernur definitif.
Namun, dalam pidato tersebut, pernyataan Nawipa mengenai "Indonesia tetap ada sampai Tuhan Yesus datang" serta "lebih hebat Tuhan Yesus yang merasa hebat keluar dari negeri Papua Tengah" menuai kontroversi.
Beberapa kelompok masyarakat di Papua menilai ucapan tersebut sebagai bentuk pelecehan terhadap nilai-nilai budaya dan kepercayaan lokal di Papua.
Jika pernyataan ini benar adanya dan menimbulkan persepsi negatif di kalangan masyarakat Papua, pemerintah daerah serta pihak terkait perlu segera melakukan klarifikasi. Komunikasi yang terbuka dan transparan sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat memperkeruh hubungan antara pemerintah dan rakyat Papua.
Sebagai seorang pemimpin, Gubernur diharapkan menyampaikan pesan-pesan yang dapat mempersatukan dan menghormati nilai-nilai budaya lokal.
Dengan demikian, suasana kerja yang kondusif dan harmonis dapat tercipta demi pembangunan Papua Tengah yang lebih baik.
Kontributor: Lambertus Magai