Langsa-Aceh, neodetik.news || Terkadang masyarakat kita terlampau lugu masih mau di olah bermacam sinetron yang di bangun oleh dinasti politik. ungkapnya pada 02/03/2025)
Masyarakat harus tau setiap partai tentu menghabiskan anggaran yang bukan sedikit jumlahnya malah setiap kandidat yang bergabung di subuh partai politik mereka di utamakan mempunyai kekayaannya karena kebiasaan budaya di saat pesta demokrasi di negri kita ini harus banyak menghabiskan uang salah satunya buat bermacam-macam surat yang harus banyak makan biaya belum lagi biaya cetak sepanduk yang bukan sedikit dan belum lagi acara di setiap perkumpulan yang harus keluarkan uang untuk makan minum dan yang lebih menarik lagi uang siraman fajar dengan uang beli jatah kursi patah di panitia pemilu dan itu cuman orang berkecimpung yang mengerti mengenai pembelian kursi patah di tempat panitia pemilu.
tentunya hal semacam diatas gambaran yang bisa mengundang untuk korupsi apabila mereka duduk untuk menjadi LEGESLATIF dan ESEKUTIF.
masyarakat harus paham gaji DPR Daerah yang bayar itu adalah pemerintahan daerah sendiri. yang dibayar oleh pusat itu hanya DPR RI.
jadi semangkin banyak kursi dewan untuk didaerah semangkin besar juga pengeluaran pemerintah daerah untuk membayar gaji dewan di daerah dan masyarakat harus tau banyak kegiatan kantor terpotong untuk bayar gaji DPR di daerah serta gaji tenaga honorer daerah dan pincangnya program pemerintah karena uang masuk dan uang keluar di daerah tidak seimbang apa lagi daerah tidak mampu menghasilkan pendapatan daerahnya sendiri di sinilah terjadinya anggaran dari pusatlah yang di kotak Katik oleh DPR daerah dan pemimpin di daerah.
Zulfadli.S.sos.i.MM selaku pendiri lembaga Bungoeng Lam Jaroe mengajak rakyat untuk cerdas jangan hanya mau duit anggota dewannya saja tetapi marilah kita sama-sama mengawasi anggota dewan yang telah duduk di daerah kita.
disisi lain kita selaku masyarakat selalu tertipu dengan gayanya mereka dalam menjalankan program untuk negara.
Misalnya program pengaspalan yang baru saja di bangun ternyata kualitasnya jauh dari mutu yang kita harapkan dan ini dikarenakan programnya kebanyakan di jual ke kontraktor.
kalau politik tingkat pusat biasanya mereka bermain di setiap instansi negara titip program yang ujungnya bukan geratis murni malah minta upah dari program tersebut yang hasilnya menjadi PR buat INTANSI dititip tersebut dan tentunya mutupun jauh dari harapan yang berkualitas.
Kemudian Zulfadli.S.sos.i.MM menambahkan kembali, kebiasaan partai yang memakai modal untuk naik tentunya mereka menggunakan kekuasaannya untuk menyetir programnya buat menghasilkan duit dan itu apa bila keadaanya di posisi di pusat tentu mereka bermain dengan menteri-menterinya untuk memuluskan program mereka dan biar mulus tentunya di kasihkan kepada pihak ketiga biar tidak nampak bentuk cara main korupsinya. sementara kalau di daerah kepala dinas atau kepala kantor yang mereka libatkan untuk hal itu bahkan mereka juga memakai pihak ketiga biar suasananya cantik dalam bermain.
Kemudian Zulfadli mengatakan kembali. "masih ada kok DPR dan kepala daerah yang baik hati walaupun uangnya Uda habis banyak untuk pesta demokrasi dan kalau bisa masyarakat harus cari pemimpin untuk wakil kita yang seperti ini dan nantinya kalau mereka naik yang kedua kalinya janganlah kita mengharap duit mereka tetapi kita harapkan saja kinerja dia yang bermutu untuk rakyat. Pungkas Zulfadli dengan nada terharu.
(Red)