Wamena - Neodetik.news || balai Puskesmas distrik yigi buka pelayanan sejak tahun 2019 hingga saat ini masih aktif rabu, 19/03/2025
Kepala Puskesmas Uranus kogeya. S.kep menyatakan, kami aktif pelayanan tempat pengungsian puskesmas Yigi tempatnya pintas woken bawah jadi, ini bukan kami buat bentuknya puskesmas tetapi balai pengobatan buat masyarakat distrik Yigi, distrik Nirkuri, dan distrik Inikgal. Pegawai kami 40-luan lebih namun, yang aktif 8 orang perawat, tenaga honorer tidak ada.
Tambahnya kata kogeya, bahwa kami layani disini bukan hanya 3 distrik tetapi rangkul 32 distrik masyarakat Nduga yang ada di Wamena, buktinya, "kami tidak pandang identitas dari distrik ini, distrik itu tetapi kami pelayanannya ya, terima saja, apalagi mereka yang datang bagian dari masyarakat kami".
Lebih lanjut kata Kogeya menyatakan, kami Kabupaten Nduga 32 distrik 8 Puskesmas tetapi yang aktif hanya Puskesmas distrik Yigi dan Puskesmas distrik Kenyam.
Iapun mengungkapkan bahwa Alat-alat sarana dan prasarana kami disini belum lengkap terutama alat alkes. Selain itu kami butuh bidan dan tenaga medis tenaga farmasi, tenaga apoteker dan kami butuh dokter spesialis empat orang untuk pemeriksaan kehamilan, malaria sudah meningkat, dokter penyakit dalam dan lainnya sebagainya.
Sementara kami melayani disini hanya mengunakan obat untuk rawat saja. "Kami merasa peduli terhadap masyarakat Nduga 32 distrik yang ada di Wamena sehingga kami kerja sesuai kemampuan, sesuai karunia yang Tuhan berikan kepada kami untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya", tutur, Kogeya.
Tambahnya, bawah Masyarakat Nduga yang ada di Wamena mereka sangat membutuhkan kami karena mereka mau berobat ke Puskesmas lain ditanya KTP, dan masyarakat kamipun kurang mengerti bahasa Indonesia, sehingga kami buat secara inisiatif untuk setiap hari melayani".
Ironinya, selama kami pelayanan disini sejak tahun 2019 pemerintah kabupaten Nduga, Bupati ke Pj, kepala bidang dinas kesehatan terkaitpun belum pernah kunjungan.
Kepala Dinas kesehatan kabupaten Nduga seharusnya memfasilitasi kami disini karena masyarakat Nduga kebanyakan tinggal di Wamena dari sejak pengungsi tahun 2018 hingga saat ini, Tuturnya, Kogeya. (**)
Reporter Saranus Kogeya