Jakarta,neodetik.news _Surat Al-Kahfi merupakan surah ketiga dari lima surah dalam Al-Qur’an yang dimulai dengan ุงูุญู
ุฏ ููู/alhamdulillah; sebelumnya terdapat surah Al-Fatihah dan Al-An’am, dan setelahnya terdapat surah Saba’ dan Fathir.
Surah Al-Kahfi memiliki pembicaraan tentang penghapusan, melalui pendidikan spiritual, kesesatan yang menjadi kesalahan lam yang telah menjadi kebiasaan manusia dalam menilai kehidupan, yaitu menetapkan nilai-nilai kemanusiaan berdasarkan harta benda, kekayaan, dan kedudukan.
Surat ini menjelaskan bahwa, perhiasan dan kenikmatan materi di dunia hanyalah sarana untuk menguji manusia; apakah mereka akan bersyukur atau tidak? Semua perhiasan dan kenimatan itu bukan tujuan utama dalam hidup, melainkan ada sesuatu yang lebih besar dan mulai daripada itu semua.
ุงَِّูุง ุฌَุนََْููุง ู
َุง ุนََูู ุงْูุงَุฑْุถِ ุฒَِْููุฉً ََّููุง َِููุจَُُْูููู
ْ ุงَُُّููู
ْ ุงَุญْุณَُู ุนَู
ًَูุง
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di atas bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah di antaranya yang lebih baik perbuatannya. (Al-Kahf [18]:7)
Kisah-kisah dalam Surah Al-Kahfi
Unsur yang paling dominan dalam surah ini adalah kisah-kisah. Ia menempati sebagian besar ayat, terhimpun dalam 71 ayat dari total 110 ayat dari surah ini.
Kisah-kisah ini ditempatkan sebagai nasihat dan pelajaran terkait dengan pesan surah ini. Setiap kisah memiliki petunjuk tersendiri dalam menetapkan kebenaran dan hubungannya dengan kemurnian akidah dan jiwa, bukan dengan harta dan kedudukan.
Kisah-kisah tersebut adalah:
Kisah Ashhabul Kahfi (Penghuni Gua): Kisah ini menggambarkan pengorbanan di jalan akidah. Kisah ini menawarkan keteladanan tentang iman dalam jiwa setiap mukmin; bagaimana ia dapat menenangkan dan memengaruhinya untuk tidak tunduk kepada perhiasan dunia dan kenikmatannya.
َูุญُْู َُููุตُّ ุนَََْููู َูุจَุงَُูู
ْ ุจِุงْูุญَِّูۗ ุงَُِّููู
ْ ِูุชَْูุฉٌ ุงٰู
َُْููุง ุจِุฑَุจِِّูู
ْ َูุฒِุฏُْٰููู
ْ ُูุฏًูۖ
Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka. (QS. Al-Kahf [18]:13)
Kisah Musa dan Hamba Saleh: Kisah ini mengajarkan kerendahan hati dalam menuntut ilmu dan memahami hikmah, sekaligus melawan kesombongan.
َูุงَู َููٗ ู
ُْูุณٰู َْูู ุงَุชَّุจِุนَُู ุนَٰููٓ ุงَْู ุชُุนَِّูู
َِู ู
ِู
َّุง ุนُِّูู
ْุชَ ุฑُุดْุฏًุง
Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) dari apa yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?” (QS. Al-Kahf [18]:66)
Kisah tentang Keadilan dan Menolong yang Lemah: Kisah ini merupakan kisah Dzul Qarnain yang belaku adil dalam menggunakan kekuatannya untuk melindungi manusia atas para perusak.
Pembicaraan lainnya selain Kisah-kisah dalam Surat Al-Kahfi
Sebagaimana surah ini menggunkan ketiga kisah di atas untuk tujuannya dalam penyampaikan pesan dan pelajaran, di sisi lain, ia juga menggunakan tiga perumpamaan yang menjelaskan bahwa, kebenaran tidak terkait dengan banyaknya harta dan atau keunggulan manusia. Perumpaan itu seperti:
Orang kaya yang memperkaya diri dengan hartanya dan orang miskin yang merasa cukup dengan imannya.
َูุงุถْุฑِุจْ َُููู
ْ ู
َّุซًَูุง ุฑَّุฌَُِْููู ุฌَุนََْููุง ِูุงَุญَุฏِِูู
َุง ุฌََّูุชَِْูู ู
ِْู ุงَุนَْูุงุจٍ َّูุญََُْٰููููู
َุง ุจَِูุฎٍْู َّูุฌَุนََْููุง ุจََُْูููู
َุง ุฒَุฑْุนًุงۗ
Berikanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, yaitu dua orang laki-laki. Kami berikan kepada salah satunya (yang kufur) dua kebun anggur. Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan Kami buatkan ladang di antara kedua (kebun) itu. (QS. Al-Kahf [18]:32)
Perumpamaan kesirnaan dunia dan apa yang ada di dalamnya.
َูุงุถْุฑِุจْ َُููู
ْ ู
َّุซََู ุงْูุญَٰููุฉِ ุงูุฏَُّْููุง َูู
َุงุۤกٍ ุงَْูุฒَُْٰููู ู
َِู ุงูุณَّู
َุงุۤกِ َูุงุฎْุชََูุทَ ุจِูٖ َูุจَุงุชُ ุงْูุงَุฑْุถِ َูุงَุตْุจَุญَ َูุดِْูู
ًุง ุชَุฐْุฑُُْูู ุงูุฑِّٰูุญُ ََููุۗงَู ุงُّٰููู ุนَٰูู ُِّูู ุดَْูุกٍ ู
ُّْูุชَุฏِุฑًุง
Buatkanlah untuk mereka (umat manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, yaitu ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering kerontang yang diterbangkan oleh angin. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Kahf [18]:45)
Iblis dan apa yang menimpa mereka sebagai balasan atas keangkuhannya, yaitu dicampakkan dan laknat.
َูุงِุฐْ َُْูููุง ِْููู
ََِٰูููุٕۤฉِ ุงุณْุฌُุฏُْูุง ِูุงٰุฏَู
َ َูุณَุฌَุฏُْูุٓง ุงَِّูุข ุงِุจِْْููุณَۗ َูุงَู ู
َِู ุงْูุฌِِّู ََููุณََู ุนَْู ุงَู
ْุฑِ ุฑَุจِّูٖۗ ุงََูุชَุชَّุฎِุฐَُْูููٗ َูุฐُุฑَِّّูุชَูٗٓ ุงََِْูููุงุۤกَ ู
ِْู ุฏُِْْููู َُููู
ْ َُููู
ْ ุนَุฏٌُّูۗ ุจِุฆْุณَ ِููุธِّٰูู
َِْูู ุจَุฏًَูุง
(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu semua kepada Adam!” Mereka pun sujud, tetapi Iblis (enggan). Dia termasuk (golongan) jin, kemudian dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai penolong449) selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Dia (Iblis) seburuk-buruk pengganti (Allah) bagi orang-orang zalim. (QS. Al-Kahf [18]:50)
Ayat ini memperingatkan manusia agar tidak menjadikan Iblis dan pengikutnya sebagai pelindung. Ayat ini juga menegaskan bahwa Iblis dan keturunannya telah menjadi musuh bagi manusia sejak awal penciptaan. Mereka berupaya mendorong manusia menuju kejahatan dengan tipu daya, menjauhkan mereka dari orang-orang yang memiliki jiwa yang bersih, serta berusaha memisahkan manusia dari lingkungan yang dipenuhi dengan kebaikan dan kemurnian jiwa.
Surah ini menjelaskan bahwa, mereka yang berupaya menyesatkan manusia dari kebenaran tidak memiliki kemampuan apapun (ilmu, kekuatan, dan sebagainya) tentang Allah dan sistem ciptaan-Nya. Allah tidak menghadirkan mereka saat menciptakan makhluk-Nya. Dia tidak bergantung pada mereka dalam tindakan apapun atau melibatkan mereka dalam mengambil keputusan. Jadi, bagaimana mereka mengklaim atas diri mereka sendiri bahwa, mereka memiliki kewenangan dalam membimbing dan mengarahkan (diri mereka sendiri dan orang lain)? Dan bagaimana bisa tipu daya mereka tersebar di antara manusia?
Allah SWT berfirman:
ู
َุข ุงَุดَْูุฏْุชُُّูู
ْ ุฎََْูู ุงูุณَّู
ٰٰูุชِ َูุงْูุงَุฑْุถِ ََููุง ุฎََْูู ุงَُْููุณِِูู
ْۖ َูู
َุง ُْููุชُ ู
ُุชَّุฎِุฐَ ุงْูู
ُุถَِِّْููู ุนَุถُุฏًุง
Aku tidak menghadirkan mereka (Iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi, tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri. Aku tidak menjadikan mereka yang telah menyesatkan itu sebagai penolong. (QS. Al-Kahf [18]:51)
Mereka meninggalkan rekan-rekan mereka, sebagaimana mereka ditinggalkan oleh rekan-rekan mereka, kemudian dimasukkan ke dalam neraka. Allah SWT berfirman:
َูุฑَุงَ ุงْูู
ُุฌْุฑِู
َُْูู ุงَّููุงุฑَ َูุธَُّْููุٓง ุงََُّููู
ْ ู
َُّูุงِูุนَُْููุง ََููู
ْ َูุฌِุฏُْูุง ุนََْููุง ู
َุตْุฑًِูุง
Orang yang berdosa itu melihat neraka, lalu merasa yakin akan jatuh ke dalamnya (seketika itu juga). Mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. (QS. Al-Kahf [18]:53)
Keberpalingan orang-orang yang tidak menerima kebenaran dari kebenaran bukanlah timbul dari kebutuhan akan bukti kebenaran itu, namun disebabkan oleh kesombongan yang menghalangi mereka untuk beriman.
Kesombongan ini membuat mereka enggan menerima kebenaran itu dan memilih untuk menggugurkannya, serta membuat mereka tidak peduli pada akibat dari perbuatan mereka. Mereka akan sadar hanya dengan azab dan ketetapan Allah atas umat sebelum mereka. Demikianlah, ketetapan (sunnah) Allah atas umat yang ingkar pada masa lalu, dan para pengingkar pada masa mendatang akan melihat hal yang sama.
Khatimah
Sebagai penutup bagian ini, Surah Al-Kahfi memberikan pelajaran yang mendalam tentang hakikat kehidupan, keimanan, dan kebenaran.
Surat ini menegaskan bahwa kekayaan duniawi dan kedudukan hanyalah alat untuk menguji manusia, bukan tujuan hidup yang sejati. Melalui kisah-kisah dan perumpamaan yang terkandung di dalamnya, Allah mengajarkan pentingnya akidah, keadilan, dan kerendahan hati.
Orang-orang yang menyesatkan tidak memiliki kuasa apa pun dalam urusan Allah, dan tipu daya mereka tidak akan mampu menggugurkan kebenaran. Keengganan untuk menerima kebenaran sering kali disebabkan oleh kesombongan, yang menghalangi mereka dari beriman dan merenungi akibat perbuatan mereka. Allah memberikan waktu kepada hamba-hamba-Nya untuk bertobat, namun azab-Nya akan datang sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan.
Pelajaran utama dari Surah Al-Kahfi pada bagian ini adalah pentingnya keimanan dan kesadaran akan tanggung jawab hidup.
Manusia diajak untuk menjadikan iman sebagai pegangan utama dalam menghadapi ujian dunia, menghindari kesombongan, dan tidak terpedaya oleh tipu daya yang menjauhkan mereka dari kebenaran.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan manfaat dari pesan-pesan yang terkandung dalam surah ini, serta menjadi hamba yang senantiasa bersyukur dan bertakwa. Wallahu a’lam.
Zuhail Zulfa, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tanbih: tulisan ini banyak disadur dari buku Ilal Qur’anil Karim, karya Imam Besar Universitas Al-Azhar, Syaikh Mahmud Syaltut. Penulis menggunakan referensi tambahan yang relevan dengan topik dari penulis-penulis yang lain untuk memberikan penjelasan bagian yang kurang jelas.
Tim Redaksi