Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Nduga Bertambah pengungsi setelah terjadinya operasi Militer Masyarakat Distrik Koroptak 200 jiwa lebih pengungsian Bikin Posko Tenda Darurat Di Wamena

Senin, Desember 23, 2024 | Senin, Desember 23, 2024 WIB Last Updated 2024-12-23T12:34:55Z
Nduga,neodetik.news-kembala membara penyerangan militer terhadap rakyat sipil di distrik koroptak kabupaten nduga dan membakar rumah milik warga sipil serta membunuh ternak peliharaan milik warga sipil bahkan lebih kencam membakar  beberapa gereja kristen protestan di distrik koroptak hangus total. Dampak dari itu semua warga sipil yang huni di kroptak keluar mengungsi di Wamena dan sekitarnya.

Hal tersebut disampaikan oleh  salah satu pengungsi majelis gereja Satune Gwijangge  saat jumpai di posko darurat Halaman rumah anggota DPRD nduga barto Gwijangge



"Terjadi penyerangan ini tanpa rencana  tiba-tiba di pagi subuh sekitar jam 05.00 wit saat  masyarakat sedang tidur nyenyak,  belum keluar dari rumah, terdengar bunyi helikopter di kira arah ke atas karena  helikopter sering keluar masuk lewat koroptak  namun tiba-tiba  helikopter itu berputar sekitar itu dan langsung menurunkan  bom lewat udara  menggunakan 5 helikopter dengan pasukan militer lengkap;, ujarnya 


Penyerangan dimulai subuh jam 05.00 wit sampai satu hari full tak henti-hentinya, atas penyerangan itu semua rumah, lahan tanaman sekitarnya serta hewan ternak  habis total, rumah-rumah milik warga telah di bumi hanguskan kata Gwijangge 
Lebih lanjut awal sejak terjadi pembantaian di gunung  kabo 2 Desember 2018 itu 13/14  distrik sudah keluar pengungsi dimana -mana hingga hari ini belum kembali ke kampung halaman mereka.


 Hanya kami distrik koroptak sejak pembantaian di gunung kabo 2018 kami bertahan di distrik koroptak kurang lebih 6 tahun Karena pemerintah nduga, pemerintah pusat dan semua lembaga sampaikan bahwa distrik koroptak adalah tempat pengungsian baik dari yal, Mugi mam dan sekitarnya nampung disitu;, jelasnya

tanggal 7 Desember 2024 merupakan hari kami umat kristen persiapan natal. Namun saat itu terjadi penyerangan brutal oleh negara melalui TNI polri terhadap warga sipil sehingga kami  keluar pengungsi karena kami takut di bunuh, menyiksa membantai dan bakar hidup-hidup karena TNI dan  polri pernah lakukan hal seperti itu;,ujar Gwijangge


Kami berkomitmen Jika saat serangan itu terjadi ada  korban jiwa tentu kami tidak keluar pengungsi  ke Wamena dan sekitarnya,  namun karena tidak ada korban jiwa hanya harta beda dll yang bakar  maka kami memutuskan keluar pengungsi demi melindungi nyawa  masyarakat.


Menurut Gwijangge Kami masyarakat distrik koroptak memutuskan tidak penting Harta beda, rumah, ternak peliharaan dll yang bakar itu namun kami mengingat nyawa Manusia lebih penting dari itu sehingga rakyat sipilnya kami  keluar   ke Wamena dan sekitarnya karena tidak ada korban jiwa  saat penyerangan itu;, ujarnya



Kata Gwijangge  kami keluarga besar distrik koroptak sudah berada di Wamena dan  saat ini kami bikin tenda darurat mengumpulkan masyarakat. Baik kami yang sudah datang  maupun yang masih di belantara menuju ke kesini tetap tinggal di posko darurat, karena itu kami minta  Pemerintah nduga, pemerintah provinsi Papua  pengunungan baik lembaga legislatif maupun eksekutif mohon melihat kami di posko darurat, kami tidak akan  cari keluarga lain yang duluan pengungsi disini, kami akan menunggu sampai Pemda mengunjungi;, ujarnya


Kami akan menunggu kedatangan Pemerintah provinsi maupun kabupaten kami punya hanya dua sikap yaitu kami akan kembalikan atau tetap tinggal di tenda darurat disini, karena rumah semua bakar sehingga Pemda suruh balik bangun kembali akan kami balik namun tidak urus kami tetap kami tinggal pengungsian bersama keluarga besar yang sudah keluar pengungsian sejak tahun 2018;, tutupnya 


Reporter : Inggipilik Kogoya
×
Berita Terbaru Update