Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Serangan Lebanon,Yaman Dan Iran Ke Israel Konfirmasi Makin Lemahnya Kontrol Amerika Terhadap Kawasan

Oktober 01, 2024 | Oktober 01, 2024 WIB Last Updated 2024-10-01T01:22:03Z

Jakarta,neodetik.news
_Tidak ada dua perang yang bisa dimenangkan sekaligus. Pecahnya konsentrasi Amerika untuk melindungi bonekanya Israel di kawasan Timur Tengah, juga untuk mensuport anak asuhnya Ukraina agar berhimpun dengan NATO, membuat Amerika semakin kehilangan kendali.

Kesombongan Israel, yang melakukan politik bumi hangus dengan menyerang sejumlah negara kawasan, baik Iran, Libanon, hingga Yaman, membuat Israel menjadi sasaran amuk negara kawasan. Situasi ini, tidak menguntungkan  bagi Amerika.

Amerika harus disibukan dalam dua kancah peperangan. Di Ukraina perang melawan Rusia, dan di Timur Tengah perang untuk melindungi Israel.

Israel sendiri, adalah entitas najis yang kelahirannya dibidani Inggris dan disokong PBB. Sejak mengambil alih kendali dunia dari Inggris, Amerika yang melanjutkan mengasuh Israel untuk kepentingan hegemoninya.

Israel sengaja dicangkokkan di negara kawasan Timur Tengah, sebagai kangker ganas untuk terus menimbulkan konflik, yang menjadi sandaran legitimasi Amerika untuk melakukan intervensi di kawasan, bisnis senjata, dan mengambil alih kendali atas kekayaan minyak di kawasan ini. Sebelumnya, peran Israel sebagai anak asuh selalu mengikuti arahan Amerika sebagai induk semangnya.

Namun saat ini, Israel merasa telah melampaui kekhawatiran akan serangan balik negara kawasan, karena merasa menguasai teknologi dan persenjataan militer yang super canggih. Pembangkangan Israel atas arahan Amerika, juga dilatari oleh ketakutan Israel yang makin parah atas ancaman pemusnahan ras yahudi, yang telah menjadi penyakit dan musuh bersama dunia Islam, jika tidak melakukan invasi yang lebih agresif.

Sikap arogan Israel inilah, yang memicu persatuan dunia Islam di kawasan. Puncaknya, ketika Israel menyerang wilayah lebanon dan menewaskan Hasan Nasrullah, pemimpin Hizbullah.

Tel Aviv, dihujani misil oleh Yaman dan Lebanon. Keduanya, menjadikan Israel sebagai tujuan perang bersama, bukan lagi atas dasar solidaritas untuk Palestina, tetapi atas kesadaran bahwa Israel telah menjadi musuh dan ancaman bersama.

Iran, yang sebelumnya hanya berperan dibalik layar, kini juga sudah mulai aktif menunjukan kekuatannya langsung pada Israel. Pembelaan Yaman yang diketahui Syi'ah, juga milisi Lebanon dan Iran yang juga Syi'ah, telah menautkan persaudaraan Islam karena mereka membela Palestina yang notabene sunni.

Amerika tak lagi bisa membelah kawasan dengan isu Sunni Syiah, yang sebelumnya mampu menggerakan jet tempur Saudi untuk membombardir Yaman dengan narasi memerangi ancaman Syi'ah Yaman. Saudi sendiri, saat ini tak berani mengerahkan kekuatan militernya, meski hanya memerintahkan satu prajurit untuk membela Israel, karena takut akan berhadapan dengan opini umum umat Islam se dunia.

Situasi inilah, yakni ketidakpatuhan Israel pada Amerika, untuk melokalisasi perang hanya untuk melawan Hamas, telah menyebabkan Israel terperosok dalam situasi sulit dan menyeret Amerika masuk ke dalamnya. Serangan bersama negara kawasan kepada Israel di Tel Aviv, mengkonfirmasi kontrol Amerika di kawasan tersebut mulai melemah. [].

Sumber:Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik 

×
Berita Terbaru Update