Neodetik.news - Pacitan, Di tengah gempuran retail modern dan minimarket yang semakin menjamur, Pasar Kecamatan Arjosari di Pacitan tetap menjadi primadona bagi masyarakat. Keberadaannya yang kokoh, berkat fasilitas memadai dan komitmen para pedagang, menjadikan Pasar Arjosari bertahan sebagai pusat aktivitas ekonomi dan sosial di wilayahnya.
"Kami berusaha memberikan kenyamanan maksimal kepada pembeli dan pengunjung, dengan menyediakan fasilitas lengkap seperti toilet, aula, lahan parkir, mushola, pos informasi, dan fasilitas umum lainnya," ujar Budi, salah seorang pedagang di Pasar Arjosari saat diwawancarai wartawan pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Budi menambahkan, kenyamanan pengunjung adalah kunci utama untuk menarik minat dan mempertahankan pelanggan. Pasar Arjosari juga terus berupaya meningkatkan kualitas dengan memperbaiki sistem untuk mempertahankan pendapatan. "Evaluasi dan perbaikan terus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang ada," tegasnya.
Untuk semakin memanjakan pengunjung, Pasar Arjosari beroperasi selama 24 jam, mulai pukul 02.00 dini hari hingga malam. Tak hanya itu, Pasar Arjosari juga tengah mengembangkan konsep sentra kuliner, untuk menarik pengunjung yang ingin menikmati sajian lezat dan khas. "Kami mendorong pedagang pakaian dan kuliner untuk berjualan di sini, sehingga pengunjung tidak perlu lagi pergi ke pasar lain," tambah Budi.
Selain itu, keberadaan Pasar Arjosari letaknya sangat strategis dengan dibangunnya jembatan yang terletak di Gunungsari itu pun bisa menghubungkan antara Pacitan dengan sejumlah Desa. Jembatan ini dibangun dengan paket pembangunan jembatan Gunungsari dengan nilai kontrak Rp 6,45 Miliar dari dana BKK Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2024.
Jembatan ini menghubungkan jalan provinsi (Pacitan-Ponorogo) menuju ruas Mentoro-Arjosari (Desa Tambakrejo, Desa Gunungsari, Desa Banjarsari). Pembangunan jembatan ini meliputi timbunan oprit jembatan (panjang 175 m, tinggi 0,5-4,5 m), dinding pas batu oprit (panjang 175 m, tinggi 0,5-4,5 m), pekerasan aspal hot mix (panjang 550 m, lebar 6-7 m), serta aksesoris jembatan (railing dan lampu penerangan).
"Jembatan ini bukan hanya akses ekonomi, tapi juga akses pendidikan. Kami sangat merasakan manfaatnya, terutama untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Arjosari," ungkap Sari, seorang warga Desa Gunungsari.
Sari menambahkan bahwa jembatan ini mempermudah akses menuju sekolah dan fasilitas kesehatan, sehingga memudahkan warga untuk mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik.
"Sekarang anak-anak bisa lebih mudah pergi ke sekolah karena akses jalan sudah lebih baik, dan orang tua juga lebih mudah mengantar mereka," tambah Sari.
Dengan fasilitas yang memadai, lokasi strategis, dan dukungan infrastruktur yang terus berkembang, Pasar Arjosari diharapkan tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat di sekitarnya. Keberadaan Pasar Arjosari menunjukkan bahwa pasar tradisional masih memiliki peran penting dalam menopang ekonomi dan sosial masyarakat, bahkan di tengah gempuran retail modern.
Jembatan Gunungsari merupakan contoh nyata bagaimana infrastruktur dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jembatan ini tidak hanya memperlancar akses transportasi, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi dan pendidikan di wilayah tersebut.
"Kami berharap dengan adanya jembatan ini, ekonomi dan pendidikan di wilayah ini bisa semakin berkembang. Masyarakat bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk meningkatkan taraf hidup mereka," ujar Sari.
Keberhasilan Pasar Arjosari dalam bertahan di tengah gempuran retail modern dan pembangunan Jembatan Gunungsari menjadi bukti nyata bahwa dengan komitmen, inovasi, dan dukungan infrastruktur yang memadai, pasar tradisional masih bisa berperan penting dalam menopang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.***
Penulis : Jefri Asmoro Diyatno