Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mantap..!!! Monev Stunting di Jembrana, BKKBN Bali Semangati TPPS Bumi Makepung

Oktober 18, 2024 | Oktober 18, 2024 WIB Last Updated 2024-10-18T05:17:22Z
Bali,neodetik.news _Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Bali roadshow melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) keliling Bali.

Kali ini, Jumat (18/10), BKKBN Bali melakukan monev ke Jembrana, sekaligus memberi semangat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Bumi Makepung ini.

Monev berlangsung di Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (PPPA-PPKB) Kabupaten Jembrana.Dr Luh Gede by phone kepada wartawan (18/10/24)


Plt Kepala Perwakilan BKKBN Bali, dr. Luh Gede Sukardiasih menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kinerja TPPS Jembrana.

Luh Gede Sukardiasih mengingatkan bahwa penanganan stunting sensitif yang perlu ditingkatkan. 

“Kita bekerja bukan untuk BKKBN tapi untuk masyarakat. Kita harus berkolaborasi,” katanya saat membuka monev ini.

Untuk itu, pihaknya berharap TPPS Jembrana menyasar keluarga yang berisiko stunting. Karena jika balita sudah divonis, maka itu sulit dikembalikan.

“Inilah yang harus dicegah dengan menyasar keluarga berisiko stunting,” pintanya. 

Sukardiasih juga menegaskan bahwa penanggulangan stunting harus dilakukan secara bersama-sama, kemudian dengan optimal, hingga penyaluran bantuan sesuai data by name – by address


Berikutnya, dilakukan dengan melibatkan lintas sektor dalam hal mewujudkan kampung keluarga berkualitas. 

“Kami di BKKBN telah memiliki tim sampai lini di desa mempunyai tim pendamping keluarga. Ini bisa diajak kolaborasi,” ujarnya.  


Pihaknya menyampaikan tentang penting nya data pernikahan khususnya di adat Hindu Bali. Dengan bekerjasama Majelis Desa Adat Madya untuk mendapatkan data.

Karena lanjut dia, ada beberapa hal dalam pernikahan tersebut. Kadangkala menikah karena tidak direncanakan, hamil, dijodohkan dan lainnya. 

“Ini sangat berisiko stunting, sehingga data itu penting untuk melakukan intervensi,” pungkasnya. 


Dalam kesempatan itu, juga disampaikan terkait SSGI pada bulan November 2024. 

Pihaknya berharap untuk melakukan pendampingan secara intens, untuk menghindari kesalahan pengukuran.

Sebelumnya, Kepala Dinas PPPA-PPKB Jembrana, Ni Kade Ari Sugianti menyampaikan, banyak hal dilakukan untuk menurunkan stunting. 

Pihaknya pun menyampaikan terima kasih atas arahan BKKBN Bali. “Prevalensi stunting di Jembrana terus mengalami penurunan,” katanya.   

Dari Survei Status Gizi Indonesia Tahun 2021 sebesar 14,3 persen, tahun 2022 turun menjadi 12,45 persen, tahun 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia menjadi 10,41 persen, dan di tahun 2024 ini target turun menjadi 8,35 persen. (*)


Tim Redaksi 

×
Berita Terbaru Update