Perayaan HUT Pelalawan ke-25 yang seharusnya menjadi momentum penuh kebanggaan, justru diwarnai oleh dugaan ketidaknetralan dalam penyusunan pidato Pjs Bupati Pelalawan, Dr. Jon Armedi Pinem, yang disampaikan pada Sidang Paripurna DPRD Pelalawan, 12 Oktober 2024.
Kritik muncul dari berbagai pihak yang menuding Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) tidak transparan dalam menyusun laporan untuk pidato tersebut. Bappeda dianggap menutupi sejumlah fakta krusial mengenai kondisi terkini Kabupaten Pelalawan.
Laporan Bappeda diduga hanya memaparkan data tahun 2023, tanpa mencantumkan perkembangan tahun 2024 yang justru mengungkap berbagai permasalahan penting. Salah satu isu yang disoroti adalah peningkatan investasi di Pelalawan yang disebut-sebut sebagai tertinggi di Riau. Namun, fakta lain yang terabaikan dalam pidato tersebut adalah kenaikan angka kemiskinan di Pelalawan pada tahun 2024, yang juga tertinggi di provinsi ini.
Anggota DPRD Pelalawan dari Fraksi PKS, Dedi Prianto, S.Pd., menyatakan bahwa pidato Pjs Bupati terlihat berat sebelah dan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Dedi menyoroti ketimpangan informasi yang diberikan, termasuk video slide yang ditampilkan hanya menampilkan poto-poto Bupati Zukri saja, tanpa poto Wakil Bupati Nasaruddin.
Selain itu, Dedi juga mengkritik Bappeda atas dugaan manipulasi dalam penyampaian proyek strategis. Program SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) dan Jargas (Jaringan Gas) yang sepenuhnya didanai oleh APBN disebut seolah-olah merupakan inisiatif Pemda, padahal pendanaannya berasal dari pusat.
“Kami menuntut keterbukaan dari Pemda, terutama soal proyek-proyek ini. Jangan sampai masyarakat dibohongi,” tegas Dedi dalam sesi wawancara usai sidang paripurna.
Menurut Dedi hal ini tak pantas dan tak beradab dilakukan Pemkab Pelalawan, membohongi masyarakat disaat perayaan hari jadi Kabupaten nya yang sudah berusia setengah abad.
Saat dikonfirmasi Bappeda Kabupaten Pelalawan Tengku Zulfan, SE via WhatsApp, hingga berita ini diterbitkan belum ada tanggapan.|| AS