Jakarta,neodetik.news ,Saat ini kondisi dunia pendidikan di Indonesia tengah limbung. Mau dibawa kemana generasi bangsa ini oleh orang-orang jahat? Inilah efek dari hasil pemilu yang tidak diberkahi sehingga seluruh segmen kehidupan di Indonesia jadi babak-belur?
Koalisi Pembela Konstitusi dan Kebenaran (KP-K&K) mensinyalir sejumlah pejabat menempuh jalan pintas untuk mendapatkan gelar Profesor dalam waktu cepat.
Media Tempo pun menilai mereka juga loncat jabatan dengan mengakali aturan penerbitan artikel di jurnal ilmiah dan kongkalikong dengan Tim Asesor.
Ada pejabat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan riset dan teknologi atau Kemdikbud ristek yang ditengarai terlibat dengan mengobral gelar guru besar atau profesor.
Uniknya,Mendikbudristek Makarim belum bersifat tegas. Mingkem duduk manis seolah ini hanyalah persoalan kecil?
"Jadi bisa disimpulkan bahwa ada gerombolan bandit di Kementerian Pendidikan mereka ini berjajaring. Mereka kemudian diduga bermain menerima suap untuk meloloskan seseorang untuk jadi guru besar betul kesimpulan seperti itu," ungkap Sekjen KP-K&K Suta Widhya SH, Jumat (20/9) pagi di Jakarta.
Oya, Media Tempo menyebutkan ada beberapa nama seperti Bambang Susato, Sufmi Dasco dan anak Wapres Ma'ruf Amin diduga Mereka menerima gelar guru besar atau Profesor dari jalan pintas ini.
Bukan saja KP-K&K yang gusar, Akademi ilmuwan muda Indonesia (ALMI) pun turut merespon maraknya kejanggalan usulan jabatan fungsional Profesor atau guru besar di beberapa universitas. Ketua Almi Gunadi mengaku prihatin atas praktek pelanggaran etika akademik tersebut seharusnya gelar atau Profesor adalah murni tercapai akademik bukan diraih dengan singkat apalagi melalui skandal. Pungkasnya.
Reporter: SUTA WIDHYA