Wamena,Neodetik.news- pembela hak asasi manusia (HAM) papua menyampaikan pembebasan itu harus terjadi atas nama tentara pembebasan nasional papua barat, sayap militer, organisasi papua merdeka (TPNPB OPM) menyerahkan pilot susi air captain Philip mark mehrtens di kampung yuguru, distrik meborok, kabupaten nduga provinsi papua pengunungan, sabtu (21/9/2024).
Pembebasan pilot susi air itu harus terjadi, kalau pimpinan egianus kogeya dkk tahan pilot atas nama organisasi tentara pembebasan nasional papua barat saya militer organisasi papua merdeka (TPNPB OPMN), seharusnya egianus dengan kroni-kroninya harus lakukan kerangka penyandaran pilot itu sejak dari tangal 7 Februari 2023 hingga kapan dan dimana proses penyerahan pilot itu dilakukan.
“ sekalipun ada penyerahan pilot dengan negosiasi margining bisnis namun perlu buat laporan apa saja, baik korban nyawa manusia maupun harta kekayannya, buktinya harus ditulis dalam bentuk laporan sekaligus siapkan pernyataan sikap serta keluarkan rekomendasi kepada seluruh dunia melalui lembaga-lembaga idenpenden,” ucap pembela HAM papua Theo hesegem saat dihubungi neodetik.news diwamena, kabupaten jayawijaya, provinsi papua pengunungan, Selasa (/24/9)
Theo, yang direktur yayasan keadilan dan keutuhan manusia papua menyampaikan pimpinan Egianus kogeya dkk sebaiknya lakukan upacara resmi penyerahan pilot itu kalau atas nama tentara pembebasan nasional papua barat (TPNPB), mengundang 35 kodap termasuk nduga 36 kodap dan itu semua undang membahas kemudian lakukan pelepasan resmi secara tpnpb, maka ada nilai positifnya bagi perjuangan tentara pembebasan nasional papua barat kodap 3 ndugama nderakma, dibawa pimpimnan egianus kogeya bahkan memanggil orang-orang yang menyerahkan kepada siapa. tuturnya.
“ sebaiknya kalau penyerahkan dilakukan melalui lembaga indenpenden, sesuai yang dikeluarkan proposal atas nama lembaga HAM, gereja-gereja sedunia WCC ,LBH Papua, gereja-Gereja katolik keuskupan serta lembaga indenpeden dipapua lainnya, menyerahkan resmi kepada lembaga-lembaga itu ada tembusan langsung sampaikan kepada pemerintah indonesia dan Negara newslandia baru bahkan tembusan itu kirim kemana-mana namun ini tidak terjadi,” kata theo.
“ kalau penyerahkan pilot melalui pemerintah Indonesia itu tidak ada nilai positifnya penentuan nasib sendri bagi bangsa papua barat seperti yang disampaikan media tni/polri berhasil bebaskan pilot , kami tidak tahu pembebasan itu dilakukan oleh siapa? karena pembebasan itu anggota tni/polri melakukan penggeledahan bom tempat tinggal egianus kogeya dan kawan-kawannya kemudian pilotnya dibawa keluar ditangan mereka itu asli pembebasan. namun yang terjadi sekarang itu pemerintah Indonesia melalui aparat TNI dan POLRI pake Edison Gwijangge menjadi jembatan untuk bernegosiasi dengan Egianus kogeya dan kemudian Egianus penyerahan pilotnya kepada Edison gwijangge dan Edison gwijangge menyerahkan kepada TNI dan POLRI di timika” kata theo.
Theo, mengatakan ini bukan pembebasan tapi murni penyerahan dari TPNPB oleh egianus kepada Edison Gwijangge dan Edison menyerahkan kepada tni dan polri, dan ini pasti sebelumnya margining setelah penyandaraan pilot itu margining politk penentuan nasib sendiri itu ada, namun setelah penyerahan pilot itu dirubah dengan margining bisnis, jadi Edison mengunakan uang membujuk Egianus untuk menyerahkan pilot.
“ jadi logika kotor saya itu meduga Egianus kok bisa dapat uang, Egianus dan kawan-kawan menyerahkan pilot tanpa syarat serta kesepakatannya kepada edison gwijangge, tidak ada sama sekali jadi egianus dkk itu tidak menyampaikan pernyataan sikap dan kesepakatan untuk melindugi masyarakat sipil di nduga, bentuk kesepakatan jaminan keamanan, operasi militer, penarikan pasukan non organic serta kesepakatan untuk pengembalian pengungsi ke daerah masing-masing itu tidak ada sama sekali,” kata Theo.
Theo mengatakan kalau tidak ada pernyataan itu, kemudian egianus kembali melakukan kontak senjata dengan aparat keamanan tni/polri di wilayah nduga itu akan di kategorikan sebagai criminal dan orang tidak akan percaya kepada egianus sebagai panglima karena misinya beralih kepada bisnis. duluhnya Egianus ditakuti oleh bin bais, kapasus tni/polri dalam negeri bahkan luar negera namun egianus digoda oleh uang Negara Indonesia sehingga tidak dapat diakui sebagai perjuangan suci.
“ upaya Edison Gwijangge serta antek-anteknya segera mempertaggungjawabkan ribuan rakyat nduga yang pengungsi dan mati dimana-mana, segampangnya itu meyerahkan pilot tanpa berpikir dan berkoordinasi dengan keluraga korban 32 distrik.
Usaha yang diperjuangkan oleh Edison dengan timnya itu proses penyerahannya tidak sesuai jalur organisasi bahkan gagal total.,” kata Theo.
“kecurigaan besar, bapak Edison gwijangge membujuk egianus hanya demi kepentingan politik praktis indonesia untuk pilkada tahun 2024 dan itu diduga bupati definitif akan ditunjuk langsung dari Jakarta, bapak Edison Gwijangge dengan antek-anteknya juga segera membujuk Egianus dan mengurus pengungsi nduga yang tersebar dimana-mana di kembalikan di kampung halaman mereka, dan harus diupayakan oleh bapak Edison gwijangan serta timnya jangan pusing kita ” kata Theo. .
“dalam upaya pembebasan pilot Pimpinan Egianus Kogeya dkk Kodap 3 ndugama derakma ditakuti oleh semua pihak baik oleh tni/polri kopasus binbais/ pemerintah dari dalam negeri sampai luar negeri, semua sangat ragu pendekatan dengan beliau karena egianus memiliki prinsip dan sikap politik yang sangat jelas, namun negara indonesia berusaha mendekati egianus melalui bapak Edison Gwijangge dengan timnya pelan-pelan berhasil sehingga nilai kebapaan seorang pimpinan Egianus dan prinsip-prinsipnya itu tdk percaya dan pemerintah menyangka panglima Egianus kogeya marngening bisnis,” kata Theo.
”Sebagai Tokoh Orang Nduga, Saya Berharap Edison Dengan Timnya Mempertanggungjawabkan Semua Yang Telah Terjadi Kepada Masyarakat Nduga Supaya Tidak Terjadi Perbedaan Pandangan,” Ujar Theo, (Neodetik.News)
Reporter inggipilik kogoya