Egianus Kogeya, Edison Nggwiyangge dan Juha Christensen berhasil menyerahkan Pilot Susi Air Kepada TNI/POLRI Indonesia dan TNI POLRI masih eksis Melakukan Operasi militer di Nduga. Lantas bagaimana nasib Pengungsi Nduga? (Foto Istimewa)
Oleh: Yefta Lengka
JAKARTA,NEODETIK.NEWS _Kalimat yang tepat adalah Egianus Kogeya menyerahkan Pilot Susi Air Capt. Philip Marthens. Bukan Membebaskan. Karena perbedaan pengertian dari kedua kata tersebut sangat jauh berbeda.
Sampai saat ini dalam benak saya masih bertanya karena pernyataan-pernyataan Egianus Kogeya dalam setiap jumpa pers-nya yang menyatakan bahwa Tembusan yang harus diberikan oleh negara Indonesia adalah Kemerdekaan bagi bangsa Papua Barat. Namun fakta berbeda dengan pernyataan selama ini. Ada apa dengan pribadi Egianus?
Bagian yang lain adalah Egianus Kogeya telah meminta pimpinan TPNPB-OPM untuk membuat proposal penyerahan pilot.
Dan selang dua hari setelah proposal di umumkan, Egianus dan pasukan menyerahkan pasukan kepada Edison Nggwiyangge dan Juha Christensen asal Finlandia untuk membawa kepada TNI/POLRI Indonesia. Ada Apa dengan pribadi Egianus?
Bagian yang lain adalah apakah Egianus Kogeya, Edison Nggwiyangge dan Juha Christensen akan memulangkan para pengungsi Nduga ke kampung halamannya dan menarik mundur setiap pasukan organik dan non-organik dari Nduga?
Pertanyaan-pertanyaan ini muncul karena beberapa hal. diantaranya adalah:
1. Dalam kasus ini banyak warga sipil tak berdosa telah menjadi korban. Dan puluhan ribu orang Nduga mengungsi keluar hingga hari ini.
2. Dalam kasus ini banyak anak yang putus sekolah.
3. Banyak orang Nduga yang hidup dalam ketakutan dan bayang-bayang kematian.
4. Dalam kasus ini Banyak gerilyawan yang rela untuk menjadi korban, tidak makan, tidak minum, tahan dingin dan tahan panas. Walau itu adalah konsekuensi perjuangan.
_______________________________
Egianus Kogeya, Edison Nggwiyangge dan Juha Christensen harus kembalikan pengungsi Nduga ke kampung halamannya dan menarik semua pasukan di Nduga.
Hal ini adalah suatu kewajiban mereka sebagai orang-orang yang paling bertanggung jawab atas penyerahan pilot pesawat Susi air tersebut. Mereka tidak bisa mengakhiri begitu saja setelah menyerahkan Pilot.
Orang-orang Nduga yang mengungsi keluar adalah pemilik pusaka tanah air Nduga. Mereka diusir secara paksa oleh teroris TNI POLRI Indonesia dalam misi pembebasan pilot Susi Air Capt. Philip Marthens asal Selandia Baru yang pada akhirnya gagal.
Orang-orang Nduga masih berada dalam ketakutan. Kekecewaan. Emosi. Dukacita. Penderitaan penyakit. Kelaparan. Keausan. Frustasi. Dan lain sebagainya. Orang-orang Nduga di pengungsian hari ini harus untuk bebas. Pertanyaannya apakah Egianus Kogeya, Edison Nggwiyangge dan Juha Christensen mampu menjawab semua ini?
Lalu bagaimana dengan pasukan TNI POLRI yang masih eksis melakukan operasi dan semua Alusista yang dipasang di Nduga?
Dengan berbagai cara Egianus Kogeya, Edison Nggwiyangge dan Juha harus menarik mundur pasukan TNI POLRI agar semua pengungsi Nduga dipulangkan kembali ke kampung halamannya.
_____________________________
Egianus Kogeya, Edison Nggwiyangge dan Juha Christensen harus terbuka tentang isi kesepakatan atas penyerahan Capt. Philip Marthens kepada TNI POLRI Indonesia.
Beberapa orang termasuk tokoh-tokoh di kalangan sipil menduga bahwa Egianus Kogeya telah menerima suapan uang dengan jumlah yang cukup besar, sehingga ia menyerahkan Pilot tanpa adanya pertimbangan. Namun hal itu tidak bisa dibuktikan. Sebab semua kejadian tersebut telah mengejutkan publik.
Ada juga yang menduga bahwa Egianus Kogeya telah dibutakan pikirannya dengan racun atau kekuatan gaib sehingga tanpa pikir panjang menyerahkan Pilot kepada TNI POLRI Indonesia.
Penulis meyakini bahwa kehadiran
Juha Christensen berkebangsaan Finlandia tentu saja telah menampung permintaan Egianus. Walau Pilot harus diserahkan kepada pemerintah Selandia Baru atas nama kemanusiaan dan menjunjung tinggi hukum penyanderaan internasional.
Pertanyaannya adalah apa isinya dan bagaimana prosesnya. Dan mengapa belum dipublikasikan?
Sumber:Yefta lengka