SURAKARTA,NEODETIK.NEWS _ Diskusi dan bedah buku Greget Kartasura adalah upaya untuk melestarikan sejarah dan budaya kartasura yang menghadirkan sejumlah narasumber penting antara lain Anang Haris Himawan, S.Ag.M.Pd., sebagai Peneliti Rumah Sejarah Indonesia dan dosen UIN, KRT Djuyamto Rekso Pradoto,SH.MH.,sebagai Penggagas Buku serta Hendaru Tri Hanggoro, S.Hum, sebagai penulis Buku Greget Kartasura yang didipandu ol h Yessita Dewi seorang penggiat literasi yang diselenggarakan di Gedung Graha UIN Raden Mas Said Surakarta pada Sabtu, (14/9/2024).
"Tujuan utama dari diskusi dan bedah buku ini adalah untuk mendapatkan kritik dan saran yang dapat memperkaya literasi tentang sejarah dan budaya kartasura." kata KRT.Djuyamto Rekso Pradoto dalam sambutanya.
Lanjut KRT. Djuyamto membeberkan buku ini tidak bertujuan menjadi satu-satunya sumber sejarah Kartasura. Kami berharap semakin banyak ahli sejarah yang turut menulis tentang Kartasura, sehingga literasi terkait sejarah dan budaya Kartasura bisa semakin berkembang dan dilestarikan.
"Pentingnya buku-buku sejarah seperti "Greget Kartasura" bagi generasi muda, khususnya ahli waris budaya Kartasura dalam menjaga seni dan warisan leluhur." tegas KRT.Djuyamto.
"Bedah buku ini digelar sebagai bagian dari rangkaian HUT Ke-354 Kartasura meskipun digelar terpisah dari acara resmi panitia." ungkap KRT. Djuyamto.
"Kami ingin buku ini dapat dipahami oleh semua kalangan khususnya generasi muda tanpa mengurangi kedalaman materi sejarah yang kami bahas." pungkas KRT.Djuyamto.
Penulis buku, Hendaru Tri Hanggoro, S.Hum menambahkan bahwa meski Kartasura Greget ditulis dengan gaya populer, isinya tetap berpegang pada akurasi sejarah.
"Kami ingin buku ini dapat dipahami oleh semua kalangan, khususnya generasi muda, tanpa mengurangi kedalaman materi sejarah yang kami ungkapnya.
Acara Bedah buku yang diselenggarakan ini juga menjadi sarana untuk merangkul mahasiswa UIN Raden Mas Sahid Surakarta serta masyarakat umum dalam memahami sejarah Kartasura secara lebih mendalam. Diharapkan, kehadiran peserta dapat meningkatkan antusiasme terhadap budaya dan tradisi intelektual Kartasura.
Diskusi berjalan lancar dan sukses berlangsung dalam suasana intelektual yang hangat, memperlihatkan bahwa minat masyarakat terhadap sejarah dan budaya Kartasura masih sangat tinggi. Acara bedah buku juga menjadi L
langkah berkelanjutan dalam upaya melestarikan sejarah budaya bagi generasi penerus.
(Redaksi Tim)