Dengan disertasi berjudul “Analisis terhadap Pelaksanaan Pelatihan Amil Zakat dan Peningkatan Kualitasnya”, Ade berhasil lulus menjadi doktor Pendidikan Agama Islam ke-318 UIKA Bogor dengan predikat sangat memuaskan.
Dalam disertasinya ia mengungkap, materi adab harus dimasukan menjadi salah satu materi utama dalam pelatihan amil zakat. Penerapan adab itu dapat dilihat dari bagaimana amil zakat mampu menginternalisasikan nilai-nilai agama Islam dalam setiap aspek kehidupannya.
“Mengingat amil zakat berperan paling penting dan sensitif dalam sistem pengelolaan zakat sehingga amil zakat dituntut tidak hanya memiliki pemahaman mendalam tentang hukum dan prinsip dalam mengelola zakat, tetapi juga bersih jiwanya,” ujar pria yang juga pernah menjadi Direktur Eksekutif Laznas Dewan Dakwah itu.
Karena itu ia menyarankan kepada pemerintah untuk melakukan pengembangan terhadap Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi pengelola zakat sehingga tidak hanya berisi rincian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Namun juga nilai-nilai adab amil zakat sebagai individu.
Selain itu pemerintah hendaknya dapat melakukan pengembangan terhadap kategori-kategori penilaian dalam proses sertifikasi amil zakat dengan menambahkan kategori terkait ada bamil zakat sehingga amil zakat tidak hanya terstandarisasi secara dunia berdasarkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola zakat, tapi juga terstandarisasi secara akhirat berdasarkan adabnya.
Lebih lajut ia menjelaskan, pelatihan amil zakat yang ada di Indonesia terutama yang dilakukan oleh Kementerian Agama RI diketahui bertujuan untuk meningkatkan kualitas amil zakat dalam mengelola dan memberdayakan zakat serta mewujudkan organisasi atau institusi pengelola zakat yang dipercaya oleh masyarakat. Materi pelatihannya disusun secara tematik merujuk pada paket pelatihan Institut Manajemen Zakat (IMZ) dengan memberikan beberapa modifikasi.
Sedangkan metode pelatihan dilakukan dengan ceramah, tanya jawab, dan studi kasus serta peninjauan lapangan. Dan Evaluasinya dilakukan pada akhir kegiatan pelatihan dengan menilai penguasaan materi dan sikap serta perilaku dalam bekerja.
Menurut Ade, Sekolah Amil Indonesia (SAI) sebagai lembaga pelatihan amil zakat juga memperhatikan pendidikan karakter akhlak yang diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran. “Namun belum ada kurikulum khusus terkait hal tersebut,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Ade menyebutkan, sikap dan perilaku amil mencerminkan profesionalisme yang tinggi, komitmen terhadap nilai-nilai Islam dan keinginan untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan zakat.
Bertindak sebagai promotor Prof Dr KH Didin Hafidhuddin, MS, Dr HE Bahruddin, MAg dan Dr Akhmad Alim, Lc, MA serta penguji Prof Dr H Didin Saepudin, MA dan H Adian Husaini, MSi, Ph.D. Sidang promosi terbuka itu dipimpin langsung oleh Rektor UIKA, Prof. Dr. H. E. Mujahidin, Msi.
Hadir pada acara itu antara lain Wakil Ketua Umum DDII Dr H Mohammad Noer, dan Ketua Umum Serikat Tani Islam Indonesia (STII) H Faturahman Mahfudz. []
Tim Redaksi
