Jakarta,neodetik.news _Sesuatu yang tampak aneh didepan mata kita. Sedikit membingunkan tetapi Rakyat tidak buta dan tidak bodoh. Saya awalnya militan Koboy, tetapi saya pilih undur karena ada kegelisahan politik yang membara didalam hati saya soal negri ini.
Wamena dahulu adalah negri yang diberkati Tuhan, tetapi kini jadi Neraka yang menyeramkan dan menakutkan. daerah ini seharusnya menghidupi nilai sakral yang ada dalam kata *" Cinta Dani " * ( Damai, aman, nyaman dan Indah), namun kata sakral ini terasa lenyap dari pandangan dan kehidupan kita.
Wamena seakan kehilangan Pemimpin sejak 15 Tahun belakangan ini. Jika dibandingkan sangat beda jauh waktu daerah ini dipimpin Albert Dien, JB Wenas, David Hubi, Budiman Kogoya, Jhon Tabo, Nikolas Yigibalom dan berberapa politsi ulung, anak-anak adat yang pernah pimpin Jayawijya dulu. Sebenarnya apa yang salah dengan situasi wamena hari ini. Seakan semua nilai-nilai sakral itu hilang bersama tokoh-tokoh penting yang sebenrnya mereka masih dibutuhkan dilembah ini.
Perubahan atmosfir sosial, Politik, ekonomi dan keamanan dikota ini karena apa.....Walligi..e...hit bicara sudah....atau pura-pura buta dan Ikut-ikutan...
Siapa yang produksi kejahatan masif di lembah ini, siapa yang menelantarkan anak-anak muda ini seolah tidak pernah dididik dari honai keluar, siapa yang memelihara kejahatan perampokan dikota ini, siapa yang siram air ditungku api honai, honai sudah tidak hangat lagi. Siapa yang bongkar pagar, tanaman babi hutan makan semua. Siapa yang kirim malaikat pencabut nyawa di setiap sudut kota ini...
Apakah karena dampak Pendidikan yang mendewasakan orang baliem untuk tampil kritis, ataukah karena siklus ideologi papua merdeka yang terus tersohor, ataukah karena dampak pemekaran kabupaten dan provinsi, ataukah dampak era globalisasi perkembangan zaman yang terus maju, atau karena perubahan pola pikir karena pengaru media masa dan dunia maya, apakah bagunan pendidikan adat dan gereja itu sudah mulai rapuh. Ataukah dampak dari pemekaran yang menghasilakn pemimpin arogan, dinasti, diktator, kapital dan menumbuh suburkan Oligarki kekuasannya berlagak Raja diera Otsus. Atau....?
Ayak......Akumulasi semua kejahatan ini diproduksi oleh Siklus politik. yang mana hari ini dominasi oleh satu orang Pemodal yang melahirkan raja-raja kecil didaerah sampai provinsi. Banyak senior mengatakan JRB melahirkan Pemimpin seperti Befa Yigibalom, Wempi Wetipo, Ham Pagawak, Usman Genongga, Didimus yahuli, tetapi tak sadar Spirit roh keserahkan berkuasa itu bagaikan virus Zombi yang tertrasfer ke raja-raja kecil ini, dampaknya melahirkan kekacauan sosial dan kekacauan ekonomi yang masif terjadi hingga berdampak sampai ke lapisan masyarakat paling bawah. Jika barisan ini yang kuasai papua Pegunungan dan Jayawijaya, saya sangat pesimis soal masa depan generasi 8 kabupaten dan terkhusus wamena.
Ayak.....Politik oligarki identik dengan praktek Kolusi dan nepotisme, mereka tidak peduli dengan keadaan rakyat, karena arogansi adalah watak mereka sebagai penguasa kapital bukan pemimpin. saat kampanye untuk mendulang suara, sorga yang jauh seakan ditarik kebumi, namun setelah menjabat, Sorga itu digantikan dengan bara neraka yang akan menlanda dan menghancurkan manusia dikota ini.
Lebih baik menyesal lebih awal dari pada blakangan.
Jejak politik mereka sudah saya ikuti. dalam berbagai kesempatan, JRB slalu bersama BY dan kader-kadernya yang lain. Mereka memiliki ambisi untuk belanja suara rakyat. Tujuanya untuk menguasai Provinsi Papua Pegunungan dan Menguasai didelapan kabupaten kota. Ada 8 calon bupati yang didukung kelompok pemodal dan sistem yang sudah terkonstruksi sehingga mereka memasukan Program MCS sebagai keselarasan Program calon Gubernur BY dan para Calon-calon bupati yang satu paket maju di daerah.
Jika anda sayang Rakyatmu, Negrimu, Tanahmu jangan Pilih Pemimpin yang sudah memiliki komitmen politik dengan komplotan Pemodal, Kapital dan Oligarki.
Rebut Jayawijaya, Rebut nduga, Rebut, Yahukimo, Rebut Tolikara, Rebut Lanny Jaya, mamberamo Tengah, dan Rebut Yalimo dari Komplotan Pemimpin yang diproduksi oleh Kapital Paketan MCS.
Sumber: Forum Pemuda Muslim Papua