Jakarta,neodetik.news _Koalisi Pembela Konstitusi dan Kebenaran (KP-K&K) merasa layak mengungkap figur Anies yang sekarang sendirian berjuang untuk perubahan bangsa ini. "Jangan biarkan Anies berjuang sendirian setelah ditinggal oleh 3 partai haus kekuasaan yang balik arah demi kekuasaan," Ungkap Sekjen KP-K&K Suta Widhya SH, Senin (9/9) pagi di Jakarta.
Buktinya, fenomena kehadiran Anies Baswedan menarik perhatian jurnalis kawakan Ramadhan Pohan. Ia meneliti
Transformasi Identitas Anies Baswedan dari Akademisi ke Politisi sehingga Ramadhan Pohan Raih sukses raih gelar Doktor dari Unpad, Bandung.
Ramadhan Pohan menjalani Sidang Promosi Doktor di Gedung Pascasarjana Fikom Unpad, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Senin, 19 Februari 2024. Menurut alumni FISIP UI itu, di seluruh Indonesia sudah banyak suara yang menghendaki dan mendukung Anies untuk bikin partai. Malah ada suara profesor, doktor terkemuka , orang kampus terkenal. Semua dari background akademisi dan intelektual.
Adalah nilai plus dari seorang Anies Baswedan dibandingkan dengan elite partai adalah dia tidak bisa diajak kongkalikong (hunky pangky) atas proyek-proyek yang bisa dikorupsi. Dia tidak bisa diajak cincai dalam kejahatan yang menyengsarakan rakyat.
Analis politik yang juga doktor Ilmu Politik Unpad Bandung Ramadhan Pohan menyatakan hal itu dalam podcast Pejuang yang diasuh oleh M Chozin Amrullah. Narasi di Channel Youtube yang ditayangkan dalam waktu sekejap mampu membetot perhatian publik dan sudah ditonton sekitar 20.000 orang, disukai oleh 572 dan dikomentari oleh lebih 200 orang.
“Pernyataan Anies yang membuat orang pergerakan yang lurus kagum dan segan adalah bahwa tidak satu rupiah pun ujung penaku ini digadaikan untuk pencarian uang yang tidak halal dan menimbulkan korupsi. Anies tidak dikunci oleh tekanan dan godaan kenikmatan seperti yang terjadi pada elite negara dan partai,” kata Ramadhan yang menjadi kawan dekat Anies Baswedan itu.
Situasi sebaliknya terjadi pada politisi partai. Sebagian mereka tidak berkutik disandera oleh ulah koruptif yang pernah dilakukan dan ada juga yang tidak mampu menghindari pragmatisme materialistis yang mendedah mereka atau keluarganya.
“Saat ini, Anies sudah tidak ada kegiatan setidaknya dalam lima tahun mendatang. Apakah perlu Anies bentuk ormas atau partai? Jangan ragu-ragu. Ini sekarang memang momennya bagi Anies. Dulu kan juga ada yang mendorong Anies buat partai, tetapi momentumnya tidak pas,” kata wartawan senior yang pertama kali bertemu Anies di Amerika pada 1998 itu.
Sekarang, kata alumni FISIP UI itu, di seluruh Indonesia sudah banyak suara yang menghendaki dan mendukung Anies untuk bikin partai. Malah ada suara profesor, doktor terkemuka , orang kampus terkenal. Semua dari background akademisi dan intelektual.
Dukungan dan desakan
Ada juga dukungan dan desakan dari mereka yang latar belakang aktivis, konten kreator sosmed. Macam-macam. Mereka yang melihat Indonesia sudah bobrok di semua lini dan harus diperbaiki.
“Semuanya mereka menyerukan agar Anies membuat partai dan sebagian besar menyatakan ingin ikut berpartipasi dalam gerakan itu. Baik ormas maupun partai, itu sama saja. Karena, mereka yakin yang memimpin adalah Anies. Anies terang bendetang bersih lurus, jujur dan amanah. Berbeda dengan elite partai poliitik saat ini,” kata mantan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat itu.
Ditambahkannya, jika masyarakat ditanya mana yang lebih mereka percaya. Anies atau elite partai, maka dipastikan mereka lebih percaya kepada Anies. Itu semua karena track record-nya. Lima tahun dia memimpin Jakarta dia bisa buktikan dan buat Jakarta yang bersih tanpa korupsi. Dia dirikan JIS, revitalisasi TIM, Tebet Echo-park dengan segala penghargaan nasional dan internasional. Apresiasi terhadap dia banyak sekali dalam membela orang-orang miskin dan marginal kota.
Ini menunjukkan dia adalah sosok yang bekerja untuk kepentingan masyarakat banyak. Dia sudah memberikan contoh bukan sekadar slogan atau cita-cita jika terpilih. Biasanya kan elite cuma banyak omong agar orang kagum kepadanya. Anies berbeda dari itu.
Di samping meraih gelar akademis tertinggi, Anies matang dalam pergerakan mahasiswa. Dia pernah memimpin ribuan mahasiswa mendatangi bank di Jogya sebagai protes atas oligarki. Dia juga memimpin protes ribuan mahasiawa dan masyarakat atas SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) di Jogya yang dinilai memiskinkan rakyat. SDSB ditutup Presiden Soeharto setelah sekian lama diberi izin operasional.
“Nampak jelas Anies adalah pemimpin yang matang ditempa oleh situasi dan pendidikan. Tidak seperti sekarang, pemimpin yang dibesarkan oleh nepotisme dan oligarki,”
Tim red