Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tirakatan Malam 17 Agustus yang Meriah di Desa Poko, Pacitan: Memupuk Semangat Nasionalisme dan Menjaga Warisan Budaya Lokal

Agustus 18, 2024 | Agustus 18, 2024 WIB Last Updated 2024-08-17T18:24:03Z
PACITAN,NEODETIK.NEWS - Acara dimulai dengan simbolis memotong tumpeng yang dilakukan oleh mantan Kepala Desa Poko yang beralamatkan di Dusun Krajan. Tumpeng memiliki makna mendalam sebagai berikut:
 
Tumpeng mengandung arti "Secol Suci Ulam Sari", yang bermakna harapan agar manusia Jawa menjadi insan yang suci. Punar merujuk pada cahaya kekuasaan (Nar), dan harapan cahaya dari Allah SWT senantiasa bersinar untuk masyarakat Krajan. Semoga cahaya tersebut mengabulkan segala cita-cita, mengampuni segala kesalahan dan dosa, serta membawa pada kesempurnaan akhir yang baik (Husnul Khatimah).

Dalam rangkaian acara "Tirakatan 
Malam 17 Agustus" yang berlangsung di Desa Poko, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, terpancar semangat untuk mengenang dan mendoakan pahlawan Indonesia, serta membangkitkan budaya lokal. 

Acara ini diharapkan tidak hanya menjadi sebuah perayaan, tetapi juga sebagai wahana untuk merenung atas kenikmatan yang diberikan.
 
"Saya berharap acara Tirakatan ini dapat menjadi tradisi tahunan dan semoga pemuda Karang Taruna semakin mencintai nasionalisme, membuka diri terhadap kearifan budaya leluhur, dan menunjukkan komitmen untuk mempertahankan warisan budaya di era digital," Ungkap Andriyono, Kepala Dusun Krajan, dalam sambutannya pada Jum'at, 16 Agustus 2024.
 
Semangat kebersamaan dan semaraknya acara tasyakuran LAN Tirakatan malam ini menjadi landasan utama dalam mengingat pentingnya melestarikan budaya leluhur dan semangat nasionalisme. "Kami berharap Karang Taruna Punjul Akrab Tempoe Dulu tetap bersemangat dan menjaga api semangat yang berkobar. Jangan biarkan semangat itu padam di generasi kita," kata Mbah Dongkol, Bambang Hariyanto.
 
Acara ditutup dengan simbolis memotong tumpeng oleh mantan Kepala Desa Poko, yang bermakna mendalam. "Makna tumpeng sebagai simbol nasi suci yang mewakili harapan agar manusia Jawa menjadi suci, serta cahaya kekuasaan yang diberikan oleh Allah SWT untuk masyarakat Krajan," Jelas salah satu peserta acara.
 
Momentum Tirakatan Malam 17 Agustus ini juga memberikan harapan bahwa pemuda Desa Poko memiliki potensi untuk memajukan diri serta berkarya dalam berbagai bidang. "Semoga ke depan, pemuda semakin semangat dan meraih prestasi yang lebih tinggi dalam bakat dan potensi mereka," Ujar salah seorang pemuka masyarakat Krajan.

Pesan dari panitia acara terucap dalam bahasa Jawa, "Fati fiqihana, sumangga kanthi pengetan ing dalu menika, sareng-sareng ngengingaken cipta saha ndedonga mugi-mugi ing tanah meniko dusun krajan deso poko kitho Pacitan negari Indonesia tansah pinaringan gemah ripah loh jinawi, murah ingkang sarwa tinumbas, tuwuh ingkang tinanem, jejeging peprentahan linambaran adil paramarta, boten sami cecengilan, gontok-gontokan rebatan panguwaos, saha enggal luwar saking krisis ingkang ngeres-eresi menika, Allahuma amin."
 
Artinya, pesan ditujukan kepada Karang Taruna Krajan untuk tetap semangat dan selalu menjaga kebersamaan serta kekeluargaan. Pesan ini mewakili harapan untuk keselamatan, kemakmuran, dan persatuan masyarakat Krajan dan Desa Poko di Kabupaten Pacitan, serta negara Indonesia secara keseluruhan. Semoga semua harapan dan doa tersebut dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
 
Pesan terakhir dari panitia acara mengingatkan untuk terus bersatu dan menjaga kebersamaan. "Mari jaga kekompakan dan keberanian dalam menjelang masa depan yang lebih baik, semoga Dusun Krajan, Desa Poko, Kabupaten Pacitan, dan Indonesia tetap menjadi tempat yang damai dan sejahtera. Semoga doa dan harapan kami terwujud," Pungkas panitia.

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno


×
Berita Terbaru Update