Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ormas Islam Jabar Desak MUI Pusat Keluarkan Fatwa Sesat terhadap LDII

Agustus 11, 2024 | Agustus 11, 2024 WIB Last Updated 2024-08-11T15:24:52Z
Bandung, neodetik.news
Puluhan ormas Islam dan lembaga dakwah di Jabar mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat untuk mengeluarkan Fatwa Sesat terhadap  Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). 


 Sebab, berdasarkan hasil investigasi dan testimoni para mantan petinggi maupun jemaah LDII  bahwa LDII melakukan pelanggaran syariat Islam dan hukum positif NKRI. 

Sikap membiarkan LDII dengan narasi bahwa LDII sedang dalam tahap pembinaan MUI Pusat sesungguhnya merupakan suatu kesalahan fatal.



Demikian kesimpulan acara bedah buku berjudul "Pembinaan LDII
Menuju Paradigma Baru Berdasarkan Wasathiyatul Islam", di kampus Universitas Al Ghifari,  Jln Cisaranten Kulon, Kota Bandung, Minggu (11/8).


Kegiatan yang dipandu DR H Hadiyanto, MS itu, fokus membahas buku hasil karya  Tim Lembaga Pentashih dan Konten Keislaman (LPBKI) & Komisi

Pengkajian Penelitian dan Pengembangan (KPPP), MUI Pusat 
tahun 2023. 


Dalam diskusi yang berlangsung hangat tersebut, tampil sebagai pembicara yakni 
Drs. K.H. Ahmad Zubaidi, M.A. (Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat), 


Prof. Dr. H Didin Muhafidin S.I.P., M.Si (Rektor Universitas Al Ghifari), 
Assc. Prof. Drs. Firdaus Syam, MA., Ph.D. (Ketua KPPP MUI), dan Dr. K.H. Ali M. Abdillah, M.A. (Sekretaris KPPP MUI).


Selain itu, tampil pula ustadz H. Roin N (Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia / DDII Jabar), serta testimoni dari ustadz Adi Kurdi (mantan Ketua LDII Solo) dan ustadz Mauludin Akbar (mantan Wakil Amir LDII Pusat).


Para peserta diskusi memperoleh buku dari panitia secara gratis, berjudul "LDII Menuju Paradigma Baru : Berdasarkan Wasathiyatul Islam".

Dalam buku ini, diungkap dan dibahas tentang 12 aspek kesesatan ajaran LDII. Ketua Komisi Dakwah MUI.Pusat, DR Ahmad Hidayat, MA berharap buku tersebut dapat menjadi panduan jemaah LDII yang serius menuju paradigma baru. 


     Berdusta ala LDII

Sementara itu, tim investigasi yang terbuka maupun tertutup bentukan MUI Pusat hingga kini masih terus bekerja. "Untuk objektivitas, tim kami juga ada yang bekerja mirip intelejen.Soalnya, berdasarkan pengalaman ternyata banyak petinggi LDII yang pinter berdusta. Seolah - olah LDII sudah berparadigma baru sehingga tidak perlu dipersoalkan," kata Ahmad Hidayat, sambil menambahkan timnya diberi deadline hingga akhir tahun ini.


Menyinggung tentang lambatnya MUI Pusat mengeluarkan Fatwa Sesatnya, Ahmad Hidayat mengatakan MUI Pusat tetap terus bekerja menyelidiki ajaran LDII di pusatnya di Kediri. Berbagai fakta dan informasi tentang sepak terjang LDII hendaknya ditelusuri. " Dari hasil laporan berbagai pihak  dan analisis tim, ungkap Ahmad Hidayat, kelak akan dikeluarkan yang mantaf.


Bagi Adi Kurdi dan Mauludin, tim inti LDII dipastikan menggunakan taktik berdusta. Strategi LDII misalnya mengklaim sedang dalam posisi dibina MUI Pusat. Padahal kenyataannya mereka tidak dalam paradigma baru.


       Limaratus janda

Berkaitan dgn lambatnya fatwa MUI tentang sesatnya LDII dan kian akrabnya LDII dengan sejumlah birokrat, Didin Muhafidhin mengingatkan fakta tersebut "membahayakan" baik secara internal umat Islam maupun eksternal.


 "Ada laporan sekitar 100 hingga 500 dai LDII ditugaskan di beberapa tempat. "Ini juga membahayakan, karena bisa bikin habis janda di Indonesia," kata Didin, sambil menambahkan info agar kaum muslimin selalu waspada terhadap pergerakan LDII di daerahnya masing-masing.***

*Achmad Setiyaji*
×
Berita Terbaru Update