Sebagai implementasi perwujudan rasa syukur dan permohonan doa atas keselamatan dan kelimpahan hasil tangkapan laut para nelayan, Bupati Pemalang Mansur Hidayat melepas 3 kapal kecil yang berisikan hasil sedekah bumi dan 3 kepala kerbau dalam acara Upacara Pelepasan Ambeng Laut di TPI Asemdoyong, Kecamatan Taman, pada Minggu (7/7/2024 ).
Selain sebagai wujud rasa syukur, Bupati Mansur mengatakan bahwa upacara ambeng laut merupakan tradisi adat turun temurun yang diselenggarakan masyarakat nelayan setiap bulan Sura.
“Upacara ambeng laut ini merupakan tradisi adat turun temurun dan mengandung makna budaya, sosial dan religius,” kata Mansur.
Dirinya juga menyampaikan, bahwa pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan tradisi adat budaya Jawa kepada generasi muda di tengah-tengah gempuran budaya asing yang begitu populer belakangan ini.
Agar tradisi dan adat ini tidak tergerus perkembangan zaman, Mansur Hidayat berharap, masyarakat pesisir agar mampu melestarikan tradisi ini serta memaknai nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya sebagai sebuah norma sosial yang harus dihormati dalam hidup bermasyarakat.
“Semoga kegiatan ini dapat membawa manfaat bagi masyarakat sekitar, sehingga terwujud rasa saling peduli antar sesama warga, sehingga kita juga dapat melanjutkan Pembangunan di segala aspek untuk kabupaten Pemalang” pungkas Mansur.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Murino mengatakan bahwa acara baritan sudah menjadi tradisi dari nelayan desa asemdoyong dan selalu menjadi kebanggaan untuk melestarikannya.
“Seluruh warga nelayan Asemdoyong berpartisipasi untuk mengumpulkan dana untuk kegiatan baritan ini,” ujar Murino.
Dalam kegiatan tersebut, Bupati Mansur didampingi Kapolres ,Dandim 0711 Pemalang serta tamu undangan, ikut menyaksikan pelarungan hasil sedekah bumi dan 3 kepala kerbau di tengah perairan Pantai Asemdoyong.
Setiap diadakan upacara Baritan ini selalu ramai dikunjungi oleh warga sekitar Desa Asemdoyong dan para pengunjung dari desa lain. Warga yang datang biasanya diberi kesempatan oleh nelayan setempat untuk menaiki perahu yang sudah dihias sedemikian rupa.( Ragil).
