Bandung,neodetik.news _Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung program kerja Yayasan Amanah Kemanusiaan Global (AMAL) yang menggiatkan dan mengoptimalkan Wakaf Produktif. Alasannya, potensi Wakaf Produktif umat Islam selama ini kurang digali dan dioptimalkan bagi kemaslahatan kaum muslimin.
"Langkah Yayasan AMAL ini patut dicontoh oleh lembaga dakwah lainnya, sehingga perekonomian umat khususnya dapat tumbuh dan berkembang secara baik," kata Ketua Umum MUI Kota Bandung, Prof Dr KH Miftah Faridl seusai menerima silaturahmi pengurus Yayasan AMAL di kantor MUI Kota Bandung, Jln Sadang Serang, Selasa (2/6) pagi.
KH Miftah Faridl mengemukakan, pengurus dan aktivis yayasan AMAL perlu meningkatkan pengetahuannya tentang kegiatan wakaf sesuai dengan syariat Islam dan regulasi terkait urusan wakaf di negeri Indonesia.
"Banyak referensi dan nara sumber yang bisa didapatkan," tuturnya sambil menyarankan segera berkomunikasi dan koordinasi dengan Kemenag dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) serta BAZNAS.
Seraya mengutip sejumlah referensi, KH Miftah Faridl berharap kelak pengurus dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya wakaf bagi pembangunan ekonomi umat khususnya dan bidang lainnya seperti pendidikan, kesehatan, maupun sosial budaya.
"Nah, seiring dengan program Wakaf baik yang kategori Wakaf Produktif atau Wakaf Abadi serta program pengelolaan dana umat, maka faktor keterpercayaan menjadi sangat penting. Ingat, jangan tergoda setan sehingga menyeleweng atau tidak amanah," ujar KH Miftah Faridl.
API menjadi AMAL
Sementara itu, Ketua Yayasan AMAL, ustadz Ridwan Kamaludin, S.Hum mengatakan, yayasan Amanah Kemanusiaan Global atau AMAL sesungguhnya merupakan "perluasan" eksistensi dan kiprah yayasan Aman Palestin Indonesia (API).
"Setelah hampir delapan tahun berdiri, akhirnya API berubah nama menjadi AMAL. Tagline kami pun berubah menjadi Jauh Dekat Kami Bantu," tutur ustadz Ridwan.
Dijelaskan, kini yayasan AMAL yang sehari-harinya dimenej oleh General Manager (GM) Muslik akan tetap membantu Dunia Bumi Syam atau Palestina walau ada program untuk negeri Indonesia.
"Dulu, konsentrasi bantuan untuk Palestina dan sekitarnya. Kini, kami ikhtiar seimbang juga untuk berbagai problem sosial kemanusiaan di Indonesia," kata ustadz Ridwan.
GM AMAL, Muslik mengemukakan, setelah fase program Iduladha yang lalu, kini AMAL akan ikhtiar menggarap bidang lain seperti perwakafan. "Alhamdulillah, saya dan ustadz Ridwan sudah lulus dan memiliki resmi sertifikat wakaf dari Badan Wakaf Indonesia (BWI)," kata Muslik.
Selain bergerak di Jawa Barat, ungkap Muslik, yayasan AMAL juga tetap bergerak di Yogyakarta dan sekitarnya serta Jabodetabek dan Banten.***
*Reporter : Achmad Setiyaji*