Jakarta,neodetik.news _Aneka kejahatan dalam serangkaian kebijakan rezim Jokowi adalah fakta. Partai Negoro telah menyerukan konsolidasi seluruh elemen rakyat bersatu: Adili Jokowi! Ungkap Faizal Assegaf kepada wartawan (3/7/24)
Isu adili Jokowi, telah menjadi gerakan moral yang semakin masif dan terpusat. Usai Jokowi turun dari kekuasaan 20 Oktober, menjadi momentum bagi rakyat bergerak. Jangan biarkan perusak negara lolos begitu saja.
Monggo GP Ansor dan PBNU bersekutu membela rezim Jokowi. Tindakan itu di mata rakyat tak lebih adalah pameran kebodohan dan sangat memalukan. Ormas yang mengklaim dirinya soak jagoan, berubah jadi kucing Istana.
Rakyat tidak gentar menghadapi modus politik proposal ala GP Ansor untuk membela Jokowi dan keluarganya. Negara bukan lapak dinasti politik yang bertindak semena-mena. Rakyat bebas dan berhak menuntut keadilan.
Pernyataan GP Ansor bahwa "menyakiti Jokowi dan keluarganya adalah menyakiti GP Ansor", jelas propaganda sangat bobrok. Seolah penegasan tentang perilaku dan watak benalu yang menempel di pagar kekuasaan.
Rakyat semakin muak, mengapa elemen PBNU tersebut
tidak sensitif terhadap maraknya kejahatan korupsi? Tentang beban sosial-ekonomi rakyat yang makin mencekik. Sangat memprihatinkan, betapa bodoh dan gelap mata.
Ambisi membara PBNU dan GP Ansor membela dinasti politik rezim Jokowi silakan saja. Tetapi bila bertindak teror, intimidasi dan premanisme untuk menekan rakyat, maka Partai Negoro akan merespon dengan perlawanan lebih keras!
Aktivis yang tergabung dalam Partai Negoro tidak pernah takut dengan ancaman apapun. Bagi kami, perjuangan penegakan keadilan adalah jalan mulia dan bermartabat. Mereka yang sok perkasa membela kezaliman adalah kesia-siaan.
Sudah saatnya seluruh pencinta keadilan dan kebenaran hadir, bersatu dan memperkuat barisan perlawanan. Tidak boleh membiarkan negara ini dikuasai oleh segelintir orang yang diperbudak oleh syahwat dinasti politik jahat.
Indonesia bukan milik PBNU dan Jokowi…!
Tim Redaksi