Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

PARA PEWARIS ABU JAHAL DAN ABU LAHAB

Juni 30, 2024 | Juni 30, 2024 WIB Last Updated 2024-06-30T14:16:29Z
Jakarta,Jika ada yang punya perasaan superior, paling unggul, lalu mulai terancam eksistensinya, karena kalah pamor dan pengaruh, tak ingin tertandingi, maka  dialah pewarisnya Abu Jahal. 

Disaat prasangka itu kian bertambah, muncul kebencian, kebusukan dan niat jahat dalam dirinya untuk menyingkirkan rivalnya dengan segala cara. Mereka membentuk komplotan untuk membangun koalisi yang sama jahatnya. 

Sosok hasad dan pendengki Abu Jahal inilah yang membuatnya terlihat gigih mengajak permusuhan, menebar kebencian, membunuh karakter, bahkan ingin menghabisinya dengan keji dan segala cara.

Siapa yang tak kenal Abu Jahal, pembesar Kafir Quraisy yang berpengaruh dan disegani penduduk Mekkah? Dia adalah sosok yang selalu ingin mempermalukan dan mencelakai Rasulullah Saw? Kita semua pasti mengenal lewat sirahnya.

SI DUNGU ABU JAHAL

Disebutkan dalam sejarah, Abu Jahal adalah pemuka utama kaum musyrikin yang masih punya  hubungan kerabat jauh dengan Nabi Muhammad Saw. Abu Jahal merupakan keturunan Bani Makhzum dari suku Quraisy, sedangkan Nabi Muhammad dari Bani Hasyim.

Abu Jahal memiliki nama asli Amr bin Hisyam bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqazhah bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ayIa.

Di tengah kaum musyrikin, Abu Jahal mendapat gelar atau julukan Abu al-Hakam (bapak yang bijaksana). Namun, Nabi Muhammad SAW menyebutnya sebagai Abu Jahal atau “bapak biangnya kebodohan".

Jahal asal katanya Jahil, artinya dungu. Nama ini diberikan kepadanya sebab dia tidak bisa membedakan mana benar mana salah, mana baik mana buruk.

Sebagai orang yang dihormati dan disegani penduduk Mekkah, Abu Jahal punya sifat angkuh, merasa diri lebih unggul dari yang lain. 

Abu Jahal sangat takut, jika suatu saat Muhammad Saw lebih berpengaruh dan mendapatkan banyak pengikut, melebihi dirinya. 
Sehingga kehadirannya akan tergantikan oleh Muhammad Saw sebagai pemimpin baru di kota Mekkah. Oleh karena itu ia sangat membenci Muhammad Saw karena rasa iri dan dengki di hatinya.

Suatu ketika Abu Jahal ditanya oleh rekannya sesama pembesar Quraisy, saat perjalanannya menuju Badar. 

"Apakah kamu percaya dengan kenabian Muhammad?"

Abu Jahal terkejut atas pertanyaan tersebut. Ia langsung menoleh ke sekitarnya untuk memastikan tidak ada orang yang mendengar perkataannya.

Setelah memastikannya, Abu Jahal menjawab, "Sejak ia kecil, yang aku tahu bahwa Muhammad tidak pernah sekalipun berbohong," ujar
Abu Jahal dengan nada kurang mantab. 
 
Sampe rekannya masih saja bertanya untuk memastikan lagi jawabannya. "Benarkah?"

"Aku tahu bahwa Muhammad tak pernah berbohong, sehingga tak ada alasan bagiku untuk mengingkari kenabiannya," jawab Abu Jahal.

Jika begitu, apa alasan Abu Jahal membenci Muhammad? rekannya merasa heran.

Ternyata, Abu Jahal punya rasa iri dan dengki kepada Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal merasa pengaruhnya di kota Mekkah mulai memudar.  Ia takut jika suatu saat Nabi Saw mendapatkan banyak pengikut. Sementara dirinya tersingkirkan. Itulah alasan Abu Jahal sampe membenci utusan Allah itu sebagai pemimpin baru di kota Mekkah.

Juga itulah alasan kenapa Abu Jahal tak juga beriman kepada Allah dan Rasul nya. Jadi bukan karena tidak percaya dengan kejujuran Muhammad SAW yang sejak kecil mendapat gelar Al Amin (dapat dipercaya), melainkan sikap gengsinya itu. Sehingga kebenaran tertutup oleh egonya yang merasa dirinya paling unggul dan paling berhak dihormati.

Dia hanya tidak rela menerima apabila rivalnya dari nasab Abdul Manaf lebih unggul dari pengikut Makhzum, sukunya Abu Jahal.

KEJAHATAN ABU JAHAL

Perasaan inferior, akibat kalah pengaruh dan egonya itu, membuat Abu Jahal semakin membenci Rasulullah Saw. Ia bukan hanya mencaci maki, menghina, menebar fitnah, menuduhnya gila dan pendongeng. Tapi juga mengajak penduduk Mekkah yang lain untuk memusuhi, memboikot, dan mengancamnya dengan pembunuhan berencana.

Abu Jahal juga rela mengorbankan hartanya dengan mengadakan sayembara berhadiah untuk menangkap dan membunuh Muhammad Saw, hidup atau mati. 

Suatu ketika, Abu Jahal  berupaya mempermalukan Nabi Muhammad Saw. Ia memerintahkan salah seorang penduduk Mekkah untuk meletakkan kotoran unta di kedua pundak Nabi yang sedang shalat.

Abu Jahal bertambah keki dan marah, jika ada salah seorang sukunya baru saja memeluk Islam. Lalu tanpa berpikir lama, ia bergegas  menyatroni dan menegur keras mualaf tersebut sambil mengejeknya di depan umum, sesama sukunya.

Abu Jahal juga menemui seorang pedagang yang masuk Islam, ia memerintahkan agar tidak ada seorang pun yang berbisnis dengannya. Akibatnya, pedagang mualaf itu tidak dapat menjual barang dagangannya dan menjadi miskin.

Bila bertemu budak-budak yang menjadi mualaf dari kaum Quraisy, Abu Jahal akan memberi hukuman yang paling berat. Misalnya saja Harithah binti al-Muammil yang dipukuli hingga kehilangan penglihatannya.

Dia juga menikam Sumayyah binti Khayyat dengan tombak ke bagian kemaluannya hingga terluka. Wanita ini adalah orang pertama dalam sejarah Islam yang menemui kesyahidannya.

Pokoknya setiap ada rencana pembunuhan, Abu Jahal selalu ambil andil, terdepan untuk memimpin pasukan kafir Quraisy dalam memerangi nabi Saw dan pengikutnya. Puncaknya adalah saat meletus Perang Badar melawan pasukan Muslim pada tahun 624.

PERAN ABU LAHAB  DAN ISTRINYA

Dalam upaya mencelakai Nabi Muhammad, Abu Jahal dibantu beberapa pembesar kafir Quraish lainnya, tak terkecuali pamannya sendiri, Abu Lahab dan istrinya yang bernama Ummu Jamil binti Harb. Di dalam Al-Qur'an, istri Abu Lahab mendapat gelar "Hammaalah al-Hathab" yang artinya wanita pembawa kayu bakar.

Abu Lahab diketahui adalah anak dari kakeknya Nabi Saw, Abdul Muthatlib. Nabi Muhammad Saw sendiri punya 10 paman dari kakeknya. Dari sepuluh pamannya, hanya dua yang memeluk Islam, yakni Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abbas bin Abdul Muthalib. 

Abu Lahab adalah paman nabi yang berperangai jahat. Sedangkan Abu Thalib selalu melindungi ponakannya, namun tidak sampe memeluk Islam. Adapun sebagian paman nabi yang lain lebih dulu wafat sebelum Islam datang dan  Muhammad Saw diutus sebagai nabi.

Abu Lahab lah  yang pernah menghina Nabi Muhammad SAW dengan panggilan majenun atau gila. Yaitu ketika Rasulullah sedang berdakwah di Bukit Shafa. Karena dianggap membawa ajaran baru yang dinilai melenceng dari ajaran leluhur mereka.

Adapun peran istri Abu Lahab disebut-sebut sebagai pembawa kayu bakar karena suka menyebar fitnah. Kisah istri Abu Lahab ini  diabadikan dalam Al-Qur'an Surah Al Lahab (1-5).

Dikisahkan, istri Abu Lahab sering memanggul kayu yang berduri dengan tali di lehernya, kemudian kayu berduri itu di tebar ke jalan-jalan yang biasa dilalui Nabi Muhammad SAW pada malam hari. Tujuannya, agar Nabi SAW celaka tertancap duri. Ummu Jamil merasa senang bila Nabi SAW menginjak kayu berduri itu sampai terluka.

Bukan hanya nabi yang dibenci Ummu Jamil, istri Rasulullah Khadijah ra juga menjadi sasaran kebenciannya. Kebusukan hati Ummu Jamil, juga nampak, dimana ia suka mengadu domba, memfitnah, dan membakar emosi, agar orang-orang Makkah membenci Nabi Muhammad SAW.

Di akhir hidupnya, Ummu Jamil tewas karena tercekik tali yang sering digunakannya untuk membawa kayu berduri agar bisa mencelakai Nabi Muhammad SAW. Di akhirat kelak, ia akan disiksa  dengan tali yang terbuat dari api neraka Jahannam yang sangat panas.

Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya saat menafsirkan surah Al-Lahab menyebut, Ummu Jamil kelak akan memanggul kayu bakar, lalu melemparkannya kepada suaminya agar api yang membakarnya bertambah besar.

Dari sumber yang ditemukan, Abu Lahab akan diringankan siksanya di akhirat setiap hari Senin, karena ia pernah memerdekakan seorang budak, dan bergembira atas kelahiran Rasulullah Saw.

Sedangkan Abu Jahal saat kematiannya diliputi kehinaan. Allah menghinakannya dengan aroma busuk pada makam dan sekitarnya dalam keadaan terbengkalai dan tidak terurus. Seperti diketahui, Abu Lahab mati dalam keadaan menderita. Ia  sakit kulit, bisul yang bernanah, baunya naudzubillah.

Lalu siapakah yang akan mewarisi perangai jahat Abu Jahal, Abu Lahab dan istrinya, sang pembenci Rasulullah Saw? 

Jika di dalam diri anda punya watak superior, merasa diri paling unggul, berhati hasad dan dengki, tak ingin tertandingi, gigih mengajak pada permusuhan, selalu ingin mempermalukan, memecah belah umat, mengadu domba, fitnah sana sini, membakar amarah, berhasrat untuk memperdaya dan menghabisi, hingga bernafsu untuk menyesatkan seluruh kaum, maka inilah pewaris Abu Jahal.

Siapa yang ingin menjadi generasi Abu Jahal dan Abu Lahab? Kelak bergabung bersamanya di Neraka Jahanam yang panas membara?
×
Berita Terbaru Update